Minggu, 30 Desember 2012

Yang ini bukan secuil cerita atau sekedar bercerita

Momen pergantian tahun merupakan momen renungan bagi saya dan suami untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kami. Biasanya kami selalu mem-flashback proses2 kehidupan yg telah kami lewati bersama, baik itu jatuh bangun pahit manisnya perjuangan hidup.

Dimulai tahun 2004 dimana kami memasuki kehidupan berumahtangga. Bisa dibilang kami masih jadi benalu bagi orangtua kami, terutama keluarga suami. Pekerjaannya adalah membantu usaha orangtua yang membuka sebuah toko mebel. Sama seperti karyawan biasanya, suami sayapun digaji. Mungkin karena masih tergolong anak sendiri, jadi jumlah gaji masih abu2 alias ga jelas gitu. Kalau  toko lg rame yaa Alhamdulillah, kalau lagi sepi ya Wasyukurillah... Hehee... Sedikit buka kartu, saat itu saya masih kuliah. Kebetulan orangtua saya tetap berkomitmen bahwasanya selama saya masih meneruskan pendidikan, segala biaya perkuliahan saya sampai selesai masih tetap jd tanggung jawab ibu dan bapak. Dari sinilah perekonomian kami sedikit terbantu (teteup jadi benalu maksudnya hihihi).

Sampai hamil besar anak pertama kamipun perekonomian kami masih mencemaskan. Untuk membeli pakaian dalam khusus ibu hamilpun kami tdk sanggup. Kalo inget saat itu hiks hiks sedih banget. Ibu hamil yg setiap hari harus merasakan sesak krn bajunya yg kesempitan. Yang terpenting saat itu hanyalah beli susu khusus ibu hamil dan biaya untuk kunjungan dokter spesial kandungan. Mengenaskan memang, sedangkan oranglain menilai kami orang yg selalu berkecukupan karena kami memiliki orangtua yg memiliki status ekonomi tinggi sbg pedagang (dr pihak mertua) & sbg kontraktor (dr pihak orgtua saya). Yang selalu kami syukuri adalah, kami tidak perlu khawatir masalah biaya sewa rumah, pindah sana sini, itu saja bagi kami sdh cukup...

Titik balik perubahan kehidupan kami di tahun 2005 diawali dg kelahiran anak pertama kami. Dari sinilah suami mulai terbentuk pola pikir untuk bagaimana bisa memajukan usaha orangtuanya. Alhamdulillah disaat yang sama, salah satu distributor mengajak bekerjasama, tentu saja yg saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Promosi gencar2an dan pameran disana sini sedikit banyak membantu omset toko. Tentu saja ini berimbas dengan meningkatnya jumlah pelanggan kami. Dulu mungkin hanya terbatas daerah Teluk Betung dan sekitarnya, dengan adanya kemajuan teknik berdagang kami pelanggan yang berada diluar daerahpun bisa kami gaet untuk berbelanja ditoko kami.

Tidak berdiam diri saja menikmati hasil yg telah kami capai, suami saya akhirnya menjual salah satu aset transportasi yg kami miliki saat itu. Mobil kami satu2nya akhirnya dijual untuk membuka usaha baru. Tahun 2006 kami memulai bisnis ukiran jepara. Dan kamipun memulai kehidupan kami dari awal lagi. Suami mulai terbiasa untuk mengendarai motor sebagai moda transportasinya. Dr usaha kami ini kami bisa membeli sebuah Dumtruck 2nd yang kondisinya lumayan bagus untuk pengiriman2 barang2 jati ukir ke luar kota. Saat itu kami memegang beberapa toko di luar kota, kami mensuplai barang ukiran jepara sesuai dg pesanan mereka. Saya sangat bersyukur memiliki suami yg ulet dan tangguh, tidak mengenal kata menyerah. Saya ingat betul detik2 disaat saya mengalami kontraksi di kehamilan kedua saya, suami saya tetep kekeuh untuk berangkat mengirim barang ke Pringsewu. Rayuan pulau kelapa akhirnya bisa meluluhkan hatinya untuk menemani persalinan saya saat itu. Karena kami tdk memiliki mobil, akhirnya suami saya sibuk kesana kemari untuk mencari pinjaman. Kebetulan mobil panther mertua saya pada saat itu berada di toko. Teluk-Sukarame jaraknya lumayan jauh dan tdk memungkinkan bagi saya untuk menahan perut yg sedari tadi berkontraksi. Jreng jreng... akhirnya kami dapat pinjaman mobil angkot tetangga. Alhamdulillah.... buru2 brgkt menuju rumah bidan yg hanya ditempuh dlm waktu 10 menit. Sampai disana lgsg dibawa keruangan bersalin yg merangkap ruangan praktek sang bidan. Sdh siap2 posisi melahirkan sang pembantu bu bidan menghampiri, "maaf bu, bu bidannya tdk berada ditempat, beliau saat ini sdg berada di jkt". Twetweeeew... walhasil mau menghemat biaya persalinan malah akhirnya keluar kocek lebih untuk biaya persalinan. Seharusnya biaya hanya 800ribu membengkak menjadi 1,8jt. Untuk proses persalinan yg bagi saya hanya numpang lewat saja di RSI Urip Sumoharjo Xixixi... Alhamdulillah persalinan kedua saya lebih lancar dan lebih nyaman karena di Rumah Sakit gitu loooh ;)

Tahun 2007 usaha suami Alhamdulillah semakin lancar. Kami bisa membeli mobil baru yg second untuk sekedar mengantar anak kami imunisasi. Itupun dr hasil penjualan dumtruck yg kami jual ... heehee...

Gebrakan pada tahun 2008. Yaaa suami saya berniat memberangkatkan orangtuanya untuk menunaikan ibadah haji. Ini didorong dari niatan bapak ibu saya yg mendaftar haji. Kenapa tidak kami memberangkatkan ayah dan emak naik haji. Dari niat kami inilah rejeki mengalir tak ada hentinya. Dan mereka bisa berangkat bareng (ayah dan emak mertua, bapak dan ibu saya) di tahun 2008. Ditahun ini juga sedikit demi sedikit kami bisa membeli tanah yang nantinya akan kami jadikan workshop serta gudang barang2 jati kami.

Subhanallah yaa... ternyata Allah Swt benar2 tidak pernah tidur. Melihat bakti anak kepada orgtuanya, tdk dlm hitungan tahunan kami berdua bisa menunaikan ibadah haji bersama di tahun 2009. Bukti Allah  selalu bersama dengan anak2 yg menyayangi orangtuanya. Bagi saya, mertua dan keluarganya  adalah yg utama, kedua ketiga dst barulah orangtua saya dan adik serta keluarga besar saya. Beruntung orangtua saya sangat memahami. Sama sekali mereka tdk pernah protes akan  hal itu.

Tahun 2010 kami berhasil membangun workshop dan gudang kami. Nikmat yg tdk pernah kami bayangkan sebelumnya. Dilanjutkan dengan membuka cabang pertama kami di antasari.

Tahun 2011 kami berhasil menambah  aset kami dengan membeli ruko dan kami membuka cabang kedua. Baru berjalan 3bulan toko kami yg baru ini kami tutup, karena karyawan kami tdk dpt dipercaya. Untuk mencari penggantinya tdk mudah, mungkin karena kami merasa trauma kali yaa... Sampai saat inipun toko ini kami tutup entah sampai kapan. Jadilah toko ini teronggok menjadi tumpukan barang alias jadi gudang. Dan berkah2 Allah lainnya yg mengalir bgitu deras kami berkali2 diberi kepercayaan untuk memegang bbrp proyek yg sedikit byk dibantu oleh ayah mertua. Untuk menyenangkan hatinya kami membantu sedikit uang utk membeli mobil baru buat beliau. Bertepatan dg kelahiran anak ketiga kami pd tgl 22 Agustus 2011, ayah mertua mendapat telpon dr dealer bahwa mobilnya sdh ready. Jadilah mobilnya BE 228 AR.

Tahun 2012 kami berencana menyisihkan sebagian rejeki yg kami miliki dengan memberikan tiket umroh utk semua orgtua kami (ayah, emak, bapak dan ibu). InsyaAllah dalam waktu dekat ini (tahun 2013 tepatnya) ayah dan emak akan menunaikan ibadah umroh. Disusul kemudian orgtua saya, yg saat ini masih mengumpulkan uang utk mengikutsertakan adik saya dan mbah akung saya umroh (semoga mbah akung diberi umur yg panjang amin).
Dan kami menantikan keberkahan2 yg mengejutkan dari Allah di tahun 2013. Semoga kami bisa lebih maju lagi dan lebih baik lagi ditahun mendatang. Amin YRA...

Cerita ini tidak bermaksud untuk riya atau sok2an... semoga bisa dijadikan inspirasi bloggers semua untuk tidak ragu memberikan sedikit pengorbanan kita kepada orgtua sbg bentuk rasa sayang dan bakti kita kpd mereka.

Gambar ini merupakan tulisan suami saya. Terlihat kusam dan lusuh namun tetap tertempel di lemari hingga saat ini :)

Rabu, 19 Desember 2012

Penyakit bohong genetikakah??? Bagaimana dengan kejujuran???

Saya gak kaget kalau tahu ternyata ia adalah seorang pembohong, terlebih terhadap suaminya sendiri. Karena saya yang sedari awal tahu persis apa2 saja yg ia tulis di CVnya dan setelah saya mengenalnya rupanya itu hanya sebuah tulisan yg siapapun bisa melakukannya jika memang punya sifat dasar pembohong.

Semua manusia saya rasa tidak pernah terhindar dari penyakit berbohong. Hanya saja berbeda tingkatannya. Buat saya sendiri ketidakjujuran sekecil  apapun akan menjadi kebohongan dan kepalsuan besar dan akan menimbulkan kekecewaan bagi sebagian orang.

Untuk seseorang yang mungkin pernah merasa saya bohongi saya mohon maaf. Terutama kepada suami saya, yang dengan diam-diam uang yang saya punya saya belikan LM. Meskipun itu uang hasil jerih payah sendiri, tapi sampai sekarang saya masih merasa bersalah karena pernah mencoba untuk tidak jujur kpd suami saya. Dari sini saya ambil sisi positifnya saja, jikalau saya jujur pada saat itu, mana mungkin saya akan memiliki simpanan. Tapi maaf bloggers, saya tidak pernah menyarankan kalian untuk berbohong. Ini hanya sekeping pengalaman berbohong saya saja dan tidak untuk ditiru. Alhamdulillah hanya selang berapa hari dr kebohongan saya, saya mengakui kesalahan saya kepada suami saya. Karena pada dasarnya gak bisa ada yang saya tutup-tutupi dari suami saya.

Saya berterimakasih kepada Allah SWT telah menganugerahi saya bapak ibu yang memiliki sifat yang jujur. Dari merekalah saya belajar.  Bapak saya yang hanya seorang buruh toko Aluminium, yang sampai sekarang menjadi kepercayaan bosnya. Memegang proyek disana-sini hingga mengatur penjualan toko sehari-hari. Satu hari saja bapak tidak masuk, pengiriman barang dsbnya menjadi amburadul alias kacau balau. Pernah bapak mengajukan pensiunpun ditolak mentah-mentah oleh sang bos. Subhanallah yaa... kepercayaan itu sangatlah mahal harganya. Begitupula dengan ibu, dari kecil hingga saya dewasa seperti sekarang masih ditekankan untuk selalu berprilaku jujur. Kesuksesan yang mereka raih sekarang saya rasa itu merupakan buah dari kejujuran yang mereka lakukan dari dahulu.

Saya jadi ingat masa-masa sekolah dan  kuliah dulu.  Banyak diantara  teman-teman saya yang merubah harga LKS dan buku-buku lebih tinggi dari harga semestinya. Ada juga yang menambah total pembayaran Semesteran yang seharusnya hanya 450rb menjadi 900rb. Astaghfirullah... masih ingat gak ya mereka?? Alhamdulillah saya hanya cukup tahu saja perbuatan itu tanpa harus ikut-ikutan jejak mereka.

Tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin dibohongi. Jadi, jika ingin berbohong berpikirlah kembali.  Bagaimana jika kalian yang dibohongi?

Mengatakan kejujuran bukan sesuatu yang lebih baik, tapi sesuatu yang memang harus dilakukan.

Rabu, 05 Desember 2012

It's nice being a SUPER woman

Subhanallah... jam baru menunjukkan angka 7 malam ini mata sudah mengantuk berat. Tidak seperti biasanya, yang bisa menikmati tidur siang walaupun hanya 15menit.

Perjuangan seorang ibu sekaligus istri sangat aku rasakan sekali hari ini. Dimulai dari menyiapkan anak-anak untuk sekolah, mengantar mereka, kemudian menjemput mereka pulang sekolah. Yang berbeda dari hari ini adalah dimana sang suami tercinta yang masih sakit di bagian telapak kakinya, sehingga mewajibkanku untuk membantu segala urusan pekerjaannya. Dimulai dari pencairan dana proyek ke sebuah CV hingga menemaninya ke sebuah toko kain di daerah teluk betung.

Tanpa terasa jam menunjukkan pukul 12 siang, dan kami masih berada di toko kain ini. Sedangkan anak-anak sudah pulang dari pukul 10 tadi pagi. Weh weh weh... Sedikit kekhawatiran menghinggap, sampai pada akhirnya si "mami" panggilan spesial untuk mama wibi menelponku via LINE. Alhamdulillah ternyata anak-anakku masih ada yang menemani mereka bermain di sekolah.

Tidak sampai disini saja kegiatanku. Masih ada lagi jadwal untuk mengantar anak-anak les di dua tempat. Ckckck... Kalau aku ungkapkan disini bisa bikin kepala geleng-geleng nanti. Hihihi...

Sesampainya dirumah langsung sholat dzuhur dan memasak cumi yang dari pagi belum sempat ku masak. Dan yang pastinya anak-anakku perutnya belum terisi karena dirumah belum ada lauk pauk ataupun sayur yang siap disantap. Terlihat rempong memang, tapi ya beginilah nasib seorang ibu pengacara alias pengangguran tapi banyak acara. Setelah makan siang siap-siap deh berangkat les #sambil lap keringet :)

Ternyata jika dikilas balik ke kehidupanku sewaktu kecil dulu, ternyata enak ya jadi anaknya ibu. Mau makan tinggal makan, mau uang tinggal minta, mau tidur tinggal tidur tanpa harus memikirkan rumah yang masih acak-acakan and now i'm being a SUPER woman. Wkwkwk...

Ya Allah.... aku bersyukur kepadaMu. Bisa menjadi ibu serta istri seutuhnya buat anak-anak dan suamiku. Dan tak semua orang Kau beri nikmat seperti ini.

Rupanya ada yang mengambil gambar ini tanpa sepengetahuanku, entah itu abang ilyas  atau abang ihsan. But thanks kids, kalian anak-anak ibu yang pinter deh. Tau aja kalo ibu mau berbagi sedikit cerita di blog ini

Selasa, 04 Desember 2012

Kapan kita berhenti membebani orangtua???

Orangtua mana yang tidak senang melihat anak-anaknya sukses? Memiliki jabatan dalam karirnya, titel yang panjang serta kehidupan yang mapan.
Banyak dari mereka yang tidak mengharapkan balasan dari anak-anaknya. Mereka mencintai anak-anaknya tanpa syarat. Terkadang kita saja yang memang tidak perhatian pada mereka, kadang mengabaikan, dan egois dengan keinginan.

Kebahagiaan apa yang orang tua dapatkan dari hasil kerja keras membesarkan anaknya? Kita terkadang lebih sayang kepada orang lain yang sudah berubah status menjadi suami atau istri dan melupakan mereka. Dan banyak diantara kita yang membebani mereka dengan mengurus buah hati kita sementara kita sibuk bekerja mengejar karir dunia. Belum lagi jika kita menemui masalah, mereka menjadi orang pertama yang tahu akan kesulitan kita.

Sungguh... di dunia ini sebenarnya apa yang kita cari? Jelas dalam Al-Qur'an Allah berfirman :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman: 14)
Ayat diatas menunjukkan bahwa membahagiakan orangtua merupakan manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT. 

Bagaimana kita bisa termasuk hamba-hambaNya yang bersyukur jika kita masih membebani orangtua kita dengan berbagai macam problematika kita.  Semestinya di usia mereka, sudah tidak lagi menanggung beban berat masalah duniawi. Kita sebagai anaknya sedapat mungkin dapat menjembatani orangtua kita dengan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat, salah satunya memberikan mereka waktu untuk dapat mengupas ilmu agama dengan mengunjungi berbagai tempat majelis ilmu yang ada. Jangan biarkan waktu luang orangtua kita habis hanya untuk mengurusi buah hati kita.

Indahnya Berbakti kepada Orangtua....

Minggu, 02 Desember 2012

Titel di KTP pentingkah???

Alhamdulillah akhirnya E-KTP sudah jadi dan perubahan yang aku minta kepada petugas kecamatan saat pengambilan foto sudah dilakukan. Just take a look at d picture... Find d differences...

Subhanallah bagiku  gelar hajjah yang tersemat di ktp yang lama itu sesuatu alias something banget buat aku (kalo bahasa sekarang cetar membahana hahaiii).

Jujur saja aku agak kikuk jikalau ada suatu keperluan yg mengharuskanku untuk menunjukkan ktp. Karena aku tak pernah meminta atau memberi tahu kepada petugas kecamatan bahwa aku sudah menunaikan ibadah haji loooh... Hellooooow... bukan aku banget deh kayanya. Kalo hanya sebatas titel akademik sih it's OKElaaah... Karena mungkin suatu saat kita membutuhkan titel di belakangnya untuk sebuah kepentingan. Tapi sebenarnya di dalam pembuatan sebuah katepe itu diharuskan gak sih penulisan titel akademik ato lainnya???  Karena setiap mau perpanjangan KTP, selalu saya tekankan jangan lagi ada titel didepan atau di belakang nama saya. Tetapi tetap sama, malah nambah huruf H lagi didepannya. Tetanggaku selalu bilang, "gak bisa dirubah mb, soalnya datanya sdh tersimpan". Yaa sudahlah... apa mau dikata. (Ketauan deh kalo selama ini keperluan apapun selalu lewat perantara hihihi).

Beruntung ada kebijakan pemerintah tentang pembuatan E-KTP. Dan alhamdulillah masih bisa dirubah. Hehehe... dan ini hasilnya...

Sabtu, 01 Desember 2012

Huznudzon versus Su'udzon

Pelajaran berharga banget pagi ini. Diawali dengan pagi yang super duper gupek karena hari ini ada jadwal  pengajian++ (arisan ibu2 PB3).

Memang sengaja gak nungguin si teteh penjual sayur, karena niatnya sih cuma masak buat zahiya aja. Abang2nya cukup dibeliin lauk diluar aja.

Zahiya sudah mandi → wangi → sarapan → kenyang. Gitu juga dengan mommynya sudah full wewangian madagascan vanilla flower EDT yang semerbak. Hahaaa...

Mobil sudah ready, zahiya is OK, mineral water sudah terisi dan kita berdua siap2 berangkat.

Biasa sebelum naik mobil tas bawaan diperiksa lagi... N taraaaaam..... where's my wallet >.<

Bingung, kelimpungan bercampur gupek jadi satu. Akhirnya kita berdua kembali lagi ke dalam rumah. Kamar sudah berantakan, mushola sudah acak2an, sampai2 rumah mbah uti yang ada dibelakang rumah kita geledah dan hasilnya nihil.

Aku yakin banget tadi malam dompetku aku letakkan diatas VCD. Dan sedari malam aku blm pernah membuka atau bahkan memegang dompetku itu utk membeli sesuatu. Dari sinilah asal mula prasangka buruk terhadap si mbak tukang cuci gosok. Astaghfirullah... Bener2 terasa sekali bisikan setan di telingaku untuk mengatakan bahwa si mbak tukang cuci itulah yg mengambil dompetku. Dalam waktu yg sama hati nuraniku bicara, gak mungkin si mbak berani berbuat demikian. Lah wong uang 100rb dikantong saku suamiku saja dikembalikan. Apalagi ini dompet yg isinya lumayanlah kalo emang benar2 hilang.

Setengah jam lebih dompet itu masih belum bisa kutemukan. Dan tak urung prasangka buruk tsb datang kembali. Kali ini hebatnya prasangka itu benar2 menunjuk tepat ke arah si mbak tukang cuci (ya Allah... ampunilah hambaMu yang hina ini... hiks). Karena kebetulan beberapa hari yang lalu, si mbak minta tolong ke aku. "Bu, boleh pinjami saya uang gak bu? Saya butuh untuk membayar tanah milik adik saya yang lagi kepepet untuk bayar hutang2nya", sepenggal cerita darinya dan kupinjamkanlah uang kepadanya sebanyak 1jt.

Hati ini berkecamuk antara ajakan setan untuk percaya bahwa si mbak yg mengambil dompet dan mengingat kepada Allah dengan keyakinan bahwa gak mungkin si mbak berani seperti itu. Sampai pada akhirnya secara tidak sengaja aku ke ruang tamu dan akhirnya kutemukanlah dompet pink yang butut tergeletak diatas kursi. Yaa siapa lagi yang membawa dompet itu kalo bukan anakku Zahiya....  Si cantik yg lincah, pintar dan kreatif. Terimakasih ya nak sdh ngerjain ibu.Dan maafkan aku ya Allah, aku blm bisa terbebas dr sifat su'udzon.

Akhirnya dengan penuh perasaan bersalah sama si mbak tukang cuci aku pergi ke rumah mamanya ira... yaa... hari ini acara pengajian plus arisan di rumah beliau... Sampai disana acara sudah selesai, tapi alhamdulillah masih kebagian sesi pemotretannya. Xixixi.... Ini dia hasilnya yang aku ambil dari koleksinya umi syifa n zahira...

"Jangan biarkan hati terkotori dengan su'udzon. Bayangkanlah selalu bagaimana jika seseorang berprasangka buruk terhadapmu dan engkau tidak pernah melakukannya" ~Jeni Antari~