Momen pergantian tahun merupakan momen renungan bagi saya dan suami untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kami. Biasanya kami selalu mem-flashback proses2 kehidupan yg telah kami lewati bersama, baik itu jatuh bangun pahit manisnya perjuangan hidup.
Dimulai tahun 2004 dimana kami memasuki kehidupan berumahtangga. Bisa dibilang kami masih jadi benalu bagi orangtua kami, terutama keluarga suami. Pekerjaannya adalah membantu usaha orangtua yang membuka sebuah toko mebel. Sama seperti karyawan biasanya, suami sayapun digaji. Mungkin karena masih tergolong anak sendiri, jadi jumlah gaji masih abu2 alias ga jelas gitu. Kalau toko lg rame yaa Alhamdulillah, kalau lagi sepi ya Wasyukurillah... Hehee... Sedikit buka kartu, saat itu saya masih kuliah. Kebetulan orangtua saya tetap berkomitmen bahwasanya selama saya masih meneruskan pendidikan, segala biaya perkuliahan saya sampai selesai masih tetap jd tanggung jawab ibu dan bapak. Dari sinilah perekonomian kami sedikit terbantu (teteup jadi benalu maksudnya hihihi).
Sampai hamil besar anak pertama kamipun perekonomian kami masih mencemaskan. Untuk membeli pakaian dalam khusus ibu hamilpun kami tdk sanggup. Kalo inget saat itu hiks hiks sedih banget. Ibu hamil yg setiap hari harus merasakan sesak krn bajunya yg kesempitan. Yang terpenting saat itu hanyalah beli susu khusus ibu hamil dan biaya untuk kunjungan dokter spesial kandungan. Mengenaskan memang, sedangkan oranglain menilai kami orang yg selalu berkecukupan karena kami memiliki orangtua yg memiliki status ekonomi tinggi sbg pedagang (dr pihak mertua) & sbg kontraktor (dr pihak orgtua saya). Yang selalu kami syukuri adalah, kami tidak perlu khawatir masalah biaya sewa rumah, pindah sana sini, itu saja bagi kami sdh cukup...
Titik balik perubahan kehidupan kami di tahun 2005 diawali dg kelahiran anak pertama kami. Dari sinilah suami mulai terbentuk pola pikir untuk bagaimana bisa memajukan usaha orangtuanya. Alhamdulillah disaat yang sama, salah satu distributor mengajak bekerjasama, tentu saja yg saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Promosi gencar2an dan pameran disana sini sedikit banyak membantu omset toko. Tentu saja ini berimbas dengan meningkatnya jumlah pelanggan kami. Dulu mungkin hanya terbatas daerah Teluk Betung dan sekitarnya, dengan adanya kemajuan teknik berdagang kami pelanggan yang berada diluar daerahpun bisa kami gaet untuk berbelanja ditoko kami.
Tidak berdiam diri saja menikmati hasil yg telah kami capai, suami saya akhirnya menjual salah satu aset transportasi yg kami miliki saat itu. Mobil kami satu2nya akhirnya dijual untuk membuka usaha baru. Tahun 2006 kami memulai bisnis ukiran jepara. Dan kamipun memulai kehidupan kami dari awal lagi. Suami mulai terbiasa untuk mengendarai motor sebagai moda transportasinya. Dr usaha kami ini kami bisa membeli sebuah Dumtruck 2nd yang kondisinya lumayan bagus untuk pengiriman2 barang2 jati ukir ke luar kota. Saat itu kami memegang beberapa toko di luar kota, kami mensuplai barang ukiran jepara sesuai dg pesanan mereka. Saya sangat bersyukur memiliki suami yg ulet dan tangguh, tidak mengenal kata menyerah. Saya ingat betul detik2 disaat saya mengalami kontraksi di kehamilan kedua saya, suami saya tetep kekeuh untuk berangkat mengirim barang ke Pringsewu. Rayuan pulau kelapa akhirnya bisa meluluhkan hatinya untuk menemani persalinan saya saat itu. Karena kami tdk memiliki mobil, akhirnya suami saya sibuk kesana kemari untuk mencari pinjaman. Kebetulan mobil panther mertua saya pada saat itu berada di toko. Teluk-Sukarame jaraknya lumayan jauh dan tdk memungkinkan bagi saya untuk menahan perut yg sedari tadi berkontraksi. Jreng jreng... akhirnya kami dapat pinjaman mobil angkot tetangga. Alhamdulillah.... buru2 brgkt menuju rumah bidan yg hanya ditempuh dlm waktu 10 menit. Sampai disana lgsg dibawa keruangan bersalin yg merangkap ruangan praktek sang bidan. Sdh siap2 posisi melahirkan sang pembantu bu bidan menghampiri, "maaf bu, bu bidannya tdk berada ditempat, beliau saat ini sdg berada di jkt". Twetweeeew... walhasil mau menghemat biaya persalinan malah akhirnya keluar kocek lebih untuk biaya persalinan. Seharusnya biaya hanya 800ribu membengkak menjadi 1,8jt. Untuk proses persalinan yg bagi saya hanya numpang lewat saja di RSI Urip Sumoharjo Xixixi... Alhamdulillah persalinan kedua saya lebih lancar dan lebih nyaman karena di Rumah Sakit gitu loooh ;)
Tahun 2007 usaha suami Alhamdulillah semakin lancar. Kami bisa membeli mobil baru yg second untuk sekedar mengantar anak kami imunisasi. Itupun dr hasil penjualan dumtruck yg kami jual ... heehee...
Gebrakan pada tahun 2008. Yaaa suami saya berniat memberangkatkan orangtuanya untuk menunaikan ibadah haji. Ini didorong dari niatan bapak ibu saya yg mendaftar haji. Kenapa tidak kami memberangkatkan ayah dan emak naik haji. Dari niat kami inilah rejeki mengalir tak ada hentinya. Dan mereka bisa berangkat bareng (ayah dan emak mertua, bapak dan ibu saya) di tahun 2008. Ditahun ini juga sedikit demi sedikit kami bisa membeli tanah yang nantinya akan kami jadikan workshop serta gudang barang2 jati kami.
Subhanallah yaa... ternyata Allah Swt benar2 tidak pernah tidur. Melihat bakti anak kepada orgtuanya, tdk dlm hitungan tahunan kami berdua bisa menunaikan ibadah haji bersama di tahun 2009. Bukti Allah selalu bersama dengan anak2 yg menyayangi orangtuanya. Bagi saya, mertua dan keluarganya adalah yg utama, kedua ketiga dst barulah orangtua saya dan adik serta keluarga besar saya. Beruntung orangtua saya sangat memahami. Sama sekali mereka tdk pernah protes akan hal itu.
Tahun 2010 kami berhasil membangun workshop dan gudang kami. Nikmat yg tdk pernah kami bayangkan sebelumnya. Dilanjutkan dengan membuka cabang pertama kami di antasari.
Tahun 2011 kami berhasil menambah aset kami dengan membeli ruko dan kami membuka cabang kedua. Baru berjalan 3bulan toko kami yg baru ini kami tutup, karena karyawan kami tdk dpt dipercaya. Untuk mencari penggantinya tdk mudah, mungkin karena kami merasa trauma kali yaa... Sampai saat inipun toko ini kami tutup entah sampai kapan. Jadilah toko ini teronggok menjadi tumpukan barang alias jadi gudang. Dan berkah2 Allah lainnya yg mengalir bgitu deras kami berkali2 diberi kepercayaan untuk memegang bbrp proyek yg sedikit byk dibantu oleh ayah mertua. Untuk menyenangkan hatinya kami membantu sedikit uang utk membeli mobil baru buat beliau. Bertepatan dg kelahiran anak ketiga kami pd tgl 22 Agustus 2011, ayah mertua mendapat telpon dr dealer bahwa mobilnya sdh ready. Jadilah mobilnya BE 228 AR.
Tahun 2012 kami berencana menyisihkan sebagian rejeki yg kami miliki dengan memberikan tiket umroh utk semua orgtua kami (ayah, emak, bapak dan ibu). InsyaAllah dalam waktu dekat ini (tahun 2013 tepatnya) ayah dan emak akan menunaikan ibadah umroh. Disusul kemudian orgtua saya, yg saat ini masih mengumpulkan uang utk mengikutsertakan adik saya dan mbah akung saya umroh (semoga mbah akung diberi umur yg panjang amin).
Dan kami menantikan keberkahan2 yg mengejutkan dari Allah di tahun 2013. Semoga kami bisa lebih maju lagi dan lebih baik lagi ditahun mendatang. Amin YRA...
Cerita ini tidak bermaksud untuk riya atau sok2an... semoga bisa dijadikan inspirasi bloggers semua untuk tidak ragu memberikan sedikit pengorbanan kita kepada orgtua sbg bentuk rasa sayang dan bakti kita kpd mereka.
Gambar ini merupakan tulisan suami saya. Terlihat kusam dan lusuh namun tetap tertempel di lemari hingga saat ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar