Sabtu, 01 Desember 2012

Huznudzon versus Su'udzon

Pelajaran berharga banget pagi ini. Diawali dengan pagi yang super duper gupek karena hari ini ada jadwal  pengajian++ (arisan ibu2 PB3).

Memang sengaja gak nungguin si teteh penjual sayur, karena niatnya sih cuma masak buat zahiya aja. Abang2nya cukup dibeliin lauk diluar aja.

Zahiya sudah mandi → wangi → sarapan → kenyang. Gitu juga dengan mommynya sudah full wewangian madagascan vanilla flower EDT yang semerbak. Hahaaa...

Mobil sudah ready, zahiya is OK, mineral water sudah terisi dan kita berdua siap2 berangkat.

Biasa sebelum naik mobil tas bawaan diperiksa lagi... N taraaaaam..... where's my wallet >.<

Bingung, kelimpungan bercampur gupek jadi satu. Akhirnya kita berdua kembali lagi ke dalam rumah. Kamar sudah berantakan, mushola sudah acak2an, sampai2 rumah mbah uti yang ada dibelakang rumah kita geledah dan hasilnya nihil.

Aku yakin banget tadi malam dompetku aku letakkan diatas VCD. Dan sedari malam aku blm pernah membuka atau bahkan memegang dompetku itu utk membeli sesuatu. Dari sinilah asal mula prasangka buruk terhadap si mbak tukang cuci gosok. Astaghfirullah... Bener2 terasa sekali bisikan setan di telingaku untuk mengatakan bahwa si mbak tukang cuci itulah yg mengambil dompetku. Dalam waktu yg sama hati nuraniku bicara, gak mungkin si mbak berani berbuat demikian. Lah wong uang 100rb dikantong saku suamiku saja dikembalikan. Apalagi ini dompet yg isinya lumayanlah kalo emang benar2 hilang.

Setengah jam lebih dompet itu masih belum bisa kutemukan. Dan tak urung prasangka buruk tsb datang kembali. Kali ini hebatnya prasangka itu benar2 menunjuk tepat ke arah si mbak tukang cuci (ya Allah... ampunilah hambaMu yang hina ini... hiks). Karena kebetulan beberapa hari yang lalu, si mbak minta tolong ke aku. "Bu, boleh pinjami saya uang gak bu? Saya butuh untuk membayar tanah milik adik saya yang lagi kepepet untuk bayar hutang2nya", sepenggal cerita darinya dan kupinjamkanlah uang kepadanya sebanyak 1jt.

Hati ini berkecamuk antara ajakan setan untuk percaya bahwa si mbak yg mengambil dompet dan mengingat kepada Allah dengan keyakinan bahwa gak mungkin si mbak berani seperti itu. Sampai pada akhirnya secara tidak sengaja aku ke ruang tamu dan akhirnya kutemukanlah dompet pink yang butut tergeletak diatas kursi. Yaa siapa lagi yang membawa dompet itu kalo bukan anakku Zahiya....  Si cantik yg lincah, pintar dan kreatif. Terimakasih ya nak sdh ngerjain ibu.Dan maafkan aku ya Allah, aku blm bisa terbebas dr sifat su'udzon.

Akhirnya dengan penuh perasaan bersalah sama si mbak tukang cuci aku pergi ke rumah mamanya ira... yaa... hari ini acara pengajian plus arisan di rumah beliau... Sampai disana acara sudah selesai, tapi alhamdulillah masih kebagian sesi pemotretannya. Xixixi.... Ini dia hasilnya yang aku ambil dari koleksinya umi syifa n zahira...

"Jangan biarkan hati terkotori dengan su'udzon. Bayangkanlah selalu bagaimana jika seseorang berprasangka buruk terhadapmu dan engkau tidak pernah melakukannya" ~Jeni Antari~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar